Rabu, 07 Maret 2012

Jeritan Hatiku


 Hari demi hari, minggu demi minggu.. bulan demi bulan sampai tahun ketahun. Aku terus tumbuh menjadi dewasa, aku bahagia pada akhirnya aku tumbuh menjulang bak menyentuh langit. Aku bersyukur pada Tuhan, Dia telah menjadikan aku makhluk yang sedemikian rupa dan berguna bagi makhluk-makhluk-Nya yang lain.
Aku dijadikan oleh burung tempat tinggal yang nyaman, tempat menempelnya sarang lebah yang besar, dan kadang-kadang kera dan ular bergelantunggan di batang tubuhku untuk mencari makan. Akarku yang panjang dan menjalar mampu menahan air hujan yang turun terus menerus sepanjang musim. Daunku yang lebat dapat mengubah karbondioksida menjadi oksigen yang berguna bagi proses respirasi manusia dan hewan. Aku bersyukur, sangat bersyukur..
Aku hidup di tanah Borneo atau Kalimantan di negara Indonesia, negara yang subur dan sangat cocok untukku tinggali. Aku senang hidup disini, aku cukup mendapatkan air dan sinar matahari, hidupku serasa sempurna.. aku dikelilingi oleh pohon-pohon lainnya yang lebih tua umurnya dibandingkan aku. Saat aku masih kecil mereka sering menceritakan indahnya matahari dan bulan
“nanti, saat kamu tumbuh besar dan menembus kanopi, kamu akan melihat indahnya matahari dan bulan”
Ya, dan aku sudah melihatnya, dan memang sangat mengagumkan. Namun suatu hari, mereka menceritakan sesuatu yang mengerikan dan membuatku takut sampai saat ini.
“nak, suatu saat akan ada sesuatu yang mengerikan datang kepada kita. Manusia dan gergaji yang tajam, juga alat-alat lain yang akan membunuh kita”
Seperti apa manusia itu? Dan gergaji? Aku sama sekali tidak pernah melihatnya. Apa mereka sangat jahat sampai-sampai tega membunuh kami?
Hari demi hari kuhabiskan dengan penuh ketakutan, wajah pohon-pohon tua yang biasanya tenang menjadi gelisah. Sama seperti aku, gelisah menunggu kematian. Sampai akhirnya aku bertemu dengan sesuatu yang bernama manusia dan gergaji itu. Membuatku sangat ketakutan. Aku ingin lari namun tak bisa. Aku menyaksikan mereka (manusia-manusia itu) memotong pohon-pohon tua dengan gergaji yang tajam. Pohon tua memejamkan matanya seakan menikmati apa yang dia rasakan atau malah menahan rasa sakit yang menerpanya. Matanya menitikan air mata, dia menatapku dan tersenyum. Aku tak dapat berbuat apa-apa, kubiarkan pohon tua pergi digeret sebuah benda beroda. Lalu.. manusia-manusia itu mengarahkan gergajinyya kearahku. Aku melakukan hal yang sama seperti pohon tua. Memejamkan mata. Tidak terasa sakit, tidak terasa apa-apa, sampai akhirnya batangku goyah. Aku sedih, aku akan berpisah dengan pohon-pohon tua, dengan kera, dengan burung, ular, lebah, semut, aku akan berpisah dengan segala yang ada dihadapanku sekarang, aku tak dapat menolong sesamaku lagi, aku akan pergi entah kemana. Aku menangis, aku membuka mataku dan tersenyum, mungkin Tuhan tengah merencanakan sesuatu.. aku jatuh dan digeret entah kemana. Sudah cukup tugasku, aku serahkan semuanya pada Tuhan.
Tuhan, aku tahu ini rencanaMu
Tuhan, aku tahu engkau tahu aku masih ingin tinggal
Tuhan, aku percaya padaMu
Ini untuk kebaikkanku

Hari Ini, Esok, atau Lusa

Dalam termangu kuberfikir
Kapankah akan berakhir?
Segala derita dan sengsara

       Bumi semakin tua
       Bumi sudah sakit-sakitan

Manusia-manusia yang harusnya menjaga
Malah merusak dan tak peduli lagi

       Kapan akan berakhir?
       Tinggal tunggu
Hari ini, esok atau lusa

Tinggal Hitungan Hari

Jari jemari zaman sudah semakin tua
Satu.. dua.. tiga..
Tinggal hitungan jari

       Lihatlah bumi!
       Sudah renta dan lemah
       Lihatlah dirimu!
       Masihkah punya hati?

Jari-jemari zaman akan berhenti
Jari-jemari zaman
Satu.. dua.. tiga..
Tinggal hitungan jari
 

When You Close Your Eyes Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon | Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template