Rabu, 21 September 2011

BERSAMAKU (part 1)



Ify melangkahkan kakinya perlahan, wajahnya tertunduk membuat kacamatanya terus merosot. Berkali-kali gadis itu membenarkan posisi kacamata besarnya diatas hidung. Dia sedikit melirik kesekeliling dan semuanya terlihat normal, hanya saja suasananya yang sepi dan mencekam sangat mengganggu perasaannya. Sesungguhnya tidak ada yang aneh, mungkin semua murid tengah belajar dengan khusyuk sehingga tidak ada suara riuh yang terdengar.
Mungkin hanya perasaanya...
“ify, ayo cepat!” wanita paruh baya di depannya melirik Ify dan terlihat kesal dengan gerkannya yang lambat. Ify sedikit terperanjat mendengar suara wanita itu yang memekik.
“iya bu” gadis itu melangkah lebih cepat, dan membenarkan posisi kacamatanya yang melorot untuk kesekian kali. Dia mencoba menepis semua hal negatif dalam fikirannya. Dia mencoba untuk tenang dan fokus.
Mencoba untuk positive thinking..
###
Sedangkan 30 pasang mata memperhatikannya. Kepala Ify tertunduk, urat tubuhnya seakan menegang, hatinya berdebar, dan suhu tubuhnya secara tiba-tiba menurun.
“ayo, perkenalkan dirimu!” Ify menatap wanita disampingnya dengan tatapan memelas. Namun ia hanya tersenyum dan membuat Ify harus berbicara didepan orang banyak saat ini, dan gadis itu tidak yakin bisa melakukannya.
“ayo!” lagi-lagi wanita yang tak lain adalah wali kelasnya memperingati agar Ify segera bicara.
Ify menarik nafas dan mengangkat wajah, dia menatap sekeliling dan semuanya terlihat biasa. Dia mulai membuka mulut dan bicara.
“nama saya ...”  kalimatnya terhenti, tidak dia inginkan. Matanya menatap bangku paling belakang dengan ketakutan. Semua mata mengikuti pandangan Ify namun mereka terliahat biasa saja. Tidak ada yang aneh maupun istimewa.
Nafas Ify tersengal dan membuatnya tersedak.
“uhuk.. uhuk..” dia terbatuk dan akhirnya pingsan. Wali kelasnya terlihat panik dan menyuruh anak laki-laki untuk membawanya ke ruang UKS.
Mungkin apa yang Ify lihat tadi, hanya dia yang tahu. Hanya dia yang bisa merasakan kehadiran sosok lain dikelas barunya. Sosok lain yang seharusnya tidak ada.
###
Ify memasuki ruang kelasnya yang baru, hanya sekitar 29 menit dia tidak sadarkan diri.
terlihat semua mata memandang aneh kearahnya. Ify hanya bisa menundukan kepala saat bertemu pandang dengan mereka.
Dia juga merasa begitu, dia merasa aneh. Ada apa?
‘mungkin tidak sepantasnya aku disini? Aku berbeda!’
“eh Ify, sini! Lo duduk sama gue” Ify menoleh, seorang gadis sebayanya tengah tersenyum sambil menunjuk kebangku yang dia katakan adalah bangku Ify.
Ify langsung saja duduk dia hanya tersenyum pada teman sebangkunya, tanpa mengucapkan sepatah katapun.
“hey lo tadi kenapa?” gadis itu menepuk pundak Ify, Ify sedikit terperanjat lalu menoleh.
“eh sorry.. hehe lo kaget yak? O iya gue Sivia, panggil aja Via” gadis bernama via itu seakan tak pernah lepas dri senyum manisnya. Sedangkan Ify hanya diam tk banyak bicara.
“iya gakpapa kok” Ify tersenyum
Untuk beberapa saat mereka berdua terdiam, entah.. mungkin tidak ada obrolan yang menarik, atau Sivia bosan karena mendapat teman sebangu yang pendiam, sedangkan dia sendiri heboh dan cerewet.
“via..” gadis itu menoleh, wajahnya menghadap Ify. Tidak disangka, Ify akan me
“iya ada apa Fy?”
“apa kamu berfikiran aku itu aneh?” sivia menyipitkan matanya dan sedikit menyunggingkan senyuman yang datar. Ify terlihat tidak sabar menanti jawaban Sivia. Dia menatap via penuh harap. Sebenarnya dia tidak tahu mengapa pertanyaan ini begitu saja terlontar dari mulutnya.
“menurut lo sendiri, Lo kayak gimana?” Ify menatap Sivia lekat, dia tidak menyangka gadis itu akan balik bertanya. Ify mengembuskan nafas dengan kasar, dia tidak tahu harus menjawab apa.
“mm.. ya! aku merasa aneh di depan kalian...” Ify menundukan kepala, wajahnya memancarkan kesedihan dan pandangannya mulai berkabut.
“lo sendiri nganggep diri lo aneh, gimana orang lain Fy” Sivia menatap Ify kasihan, Ify hanya menunduk. Tak sanggup menatap mata via yang seaakan menusuknya.
“tapi aku berbeda via, aku... aku... sudahlah” Ify menyerah.. tanpa ingin menjelaskan keadaan dirinya. Walau sebenarnya dia ingin, tapi percuma.
###
Jam pelajaran sedang kosong, anak-anak ribut tidak karuan. Ada yang tidur, mendengarkan musik, ngobrol, makan, baca novel, dan sebagainya. Sedangkan Sivia tengah asik membaca novel, Ify sendiri hanya melamun sambil membolak-balikan pensilnya hingga tanpa sadar pensil tersebut terlempar. Gadis itu berdecak kesal dan berniat untuk mengambilnya, namun tangan lain telah mendahului, tangan yang pucat pasi seperti kertas. Ify refleks mengangkat wajahnya untuk melihat wajah sang pemilik tangan. Seketika dia menjerit. Kelas menjadi hening dan semua mata melihat Ify aneh, sebagian menatapnya dengan tatapan tajam. Ify tidak menghiaraukan, dia terkulai lemas tanpa sepatah kata. Dia shock! Sedangkan sosok itu sangat jelas didepan wajahnya, sosok yang hampir mirip dengan mayat hidup dengan kulit pucat dan muka yang penuh dengan luka goresan.
“eh lo bisa gak, gak bikin kaget orang?” Ify menoleh kepemilik suara, lalu menatap kedepan lagi. Sosok itu menghilang!
“maaf!” Ify merundukan kepala, lalu berjalan menuju bangkunya dengan langkah gontai ‘mungkin hanya halusinasi’ fikirnya.. suara riuh rendah mulai terdengar, lalu menjadi ribut kembali
“ada apa Fy?” sivia menatap Ify dalam, Ify mengangkat bahunya..
“keanehan!” Ify tersenyum pait sembari membenarkan posisi kacamatanya.
“maksudnya?” sivia menutup novel ditanganya sambil menatap Ify heran. Kedua alisnya saling bertemu.
“aku sudah bilang, aku itu aneh!” Ify tersenyum penuh makna.
###

Sudah hampir setengah jam hujan tidak juga reda, anak-anak yang lain telah bosan menunggu dan memutuskan untuk pulang dengan berhujan-hujanan namun, Ify lebih memilih untuk kembali kesekolah dan menunggu diperpustakaan.

Dia berjalan di koridor, sepi dan hening. hanya ada segelintir orang-orang berlalu lalang, itupun tak ada yang Ify kenal. dan sayup-sayup suara angin lebih menusuk telinganya daripada suara apupun saat ini..


lalu...
langkah kakinya terhenti. 
entah...
suara perempuan menangis menyergap telinganya, bercampur dengan riuh. dia melirik ke arah toilet yang telah dia lalui beberapa langkah, gadis itu mencoba tidak menghiraukan dan pura-pura tidak mendengar.
namun...
suaranya sungguh pilu, dan pedih. hati Ifypun tergerak untuk melihat siapa yang tengah menangis seperti itu.


KREEEKK!!


suara pintu dibuka terdengar memekik, Ify melihat lihat sekeliling. dan seorang perempuan sekitar sebayanya duduk disudut ruangan sambil memeluk lutut. bajunya lusuh dan rambutnya acak-acakan, isakannya memelan kala Ify berada disana.


dengan ragu, Ify melangkah sedemikian rupa agar suara langkah kakinya tidak menggangu atau sejenisnya, dia semakin dekat dan dekat. lalu tangannya terjulur untuk menyentuh perempuan itu, tangannya bergetar, seperti biasanya. kacamatanya melorot dan hampir jatuh. gadis itu menarik nafas, dan tangannya teleah menyentuh perempuan itu.


"kenapa?" tanyanya penuh rasa iba, perempuan itu hanya terisak.


"ada yang bisa saya bantu?" tanya Ify lagi. perempuan itu diam! tanpa kata, isakan, maupun angin.


"aku..." suaranya parau, hampir menghilang. "aku tidak punya teman, aku ingin kamu menjadi temanku, aku ingin kamu menemaniku". Ify mengerutkan keningnya tidak mengerti.


"maksud kamu?"


"aku ingin kamu disini bersamaku"


...


"bersamaku ...." perempuan itu mengangkat wajah dan tersenyum kecil. Ify hampir akan menjerit. tapi kata-katanya tertelan kembali dia tercekat dan tidak bisa bergerak.

0 komentar:

Posting Komentar

 

When You Close Your Eyes Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon | Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template