Jumat, 26 Agustus 2011

Empat Perkara Aneh


Abu Laist as-Samarqandi adalah seorang asli fiqh yang masyur. Suatu ketika dia pernah berkata, ayahku menceritakan bahwa antara nabi-nabi yang bukan rosul ada yang menerima wahyu dalam bentuk mimpi dan ada yang hanya mendengar suara.
Maka dikisahkan seorang nabi pada suatu malam dia bermimpi, dalam mimpinya dia mendengar suara yang berbunyi : “esok kamu dikehendaki keluar dari rumah pada waktu pagi menghela ke barat. Dan kamu dikehendaki pula berbuat: Partama, apa yang kamu lihat (hadapi) maka makanlah!. Kedua, kamu sembunyikan. Ketiga, jangan kamu putuskan harapan. Keempat, larilah kamu daripadanya.”
Pada keesokan harinya, nabi itupun keluar dari rumahnya menuju ke barat dan kebetulan yang pertama dihadapinya adalah sebuah bukit besar berwarna hitam. Nabi itu kebingungan sambil berkata “aku diperintahkan untuk memakan sesuatu yang pertama aku hadapi, tapi sungguh aneh sesuatu yang mustahil yang tidak dapat dilaksanakan.”
Maka nabi itu terus berjalan menuju kebukit dengan hasrat akan memakannya. Ketika nabi menghampirinya, tiba-tiba bukit itu mengecilkan diri sehingga menjadi sebesar sepotong roti. Lalu nabi itupun mengambil bukit yang sudah mengecil itu kemudian segera memakannya. Bila ditelan rasanya sungguh manis bagaikan madu. “Alhamdulillah” diapun mengucap syukur pada Allah SWT.
Kemudian nabi itu meneruskan perjalannannya, lalu bertemu pula dengan mangkuk emas. Dia teringat akan arahan mimpinya supaya disembunyikan. Lantas nabi itu pun menggali sebuah lubang lalu ditanamkannya mangkuk emas itu. Kemudian ditinggalkannya tiba-tiba mangkuk emas itu terkular seperti semula. Nabi itupun menanamnya kembali seperti semula sampai tiga kali berturut-turut. Maka berkatalah nabi itu, “aku telah melaksanakan perintahmu” lalu dia pun meneruskan perjalanannya tanpa disadari, mangkuk itu terkular lagi seperti semula.
Ketika dia sedang berjalan, tiba-tiba dia melihat seekor burung elang sedang mengejar seekor burung kecil. Kemudian burung kecil itupun berkata “wahai nabi Allah, trolonglah aku” mendengar rayuan burung itu hatinyapun merasa simpati, lalu dia mengambil burung itu dan memasukannya kedalam baju. Melihat keadaan itu lantas burung elang itupun menghampiri nabi itu sambil berkata “wahai nabi Allah, aku sngat lapar, dan aku telah mengejar burung itu dari tadi pagi, oleh karena itu janganlah engkau  patahkan harapanku pada rezekiku”. Nabi itu teringatkan pesan dari mimpinya semalam dia tidak boleh putuskan harapan. Dia menjadi kebingungan untuk menyelesaikan perkara tersebut. Akhirnya dia putuskan untuk memotong sedikit daging pahanya dan diberikan kepada burung elang, dan burung kecilpun dia bebaskan.
Selepas kejadian itu nabi meneruskan perjalanannya, tidak lama kemudian dia menemui bangkai yang sudah sangat busuk baunya. Maka diapun bergegas lari dari situ karena tidak tahan mencium baunya. Setelah menemui kelima peristiwa tersebut, maka kembalilah nabi kerumahnya. Pada malam itu, nabi bedoa. Dalam doanya dia berkata “Ya Allah.. aku telah melaksanakan perintah-Mu sebagaimana telah diberitahukan dalam mimpiku, maka  jelaskanlah arti dari semua ini ya Allah..”
Dalam mimpi, beliau telah diberitahu oleh Allah SWT bahwa : “yang pertama, kamu makan itu adalah marah, pada mulanya terlihat besar seperti bukit, namun pada akhirnya jika bersabar dan dapat menahan serta mengendalikannya, maka marah itupun akan mengecil dan rasanya lebih manis daripada madu. Yang kedua, semua amal kebaikan (budi) walaupun disembunyikan, maka ia akan tetap nampak. Ketiga, jika orang meminta kepadamu, maka usahakanlah untuknya demi membantu kepadanya, meskipun kamu sendiri membutuhkan. Keempat yang busuk itu adalah ghibah (menceritakan kejelekan orang lain). Maka larilah dari orang-orang yang sedang berkumpul membuat ghibah.
---
Saudara-saudara sekalian, keempat kisah ini hendaknya kita semaikan dalam diri kita, sebab keempat-empatnya perkara ini senantiasa terjadi pada kehidupan kita sehari-hari. Perkara yang tidak dapat kita elakkan adalah membicarakan kejelekan orang lain, haruslah kita ingat bahwa membicarakan kejelekan orang lain akan menghilangkan pahala kita. Ada sebuah hadis mangatakan di akhiratnanti ada seorang hamba Allah yang tekejut melihat pahala yang tidak pernah dikerjakannya. Lalu dia bertanya kepada Allah SWT “wahai Allah, sesungguhnya pahala yang kamu berikan ini tidak pernah aku kerjakan didunia dulu”, maka berkatalah Allah SWT “ini adalah pahala orang-orang yang telah membicarakan kejelekanmu”. Dengan ini haruslah kita sadar bahwa walaupun apa yang dikatakakan oleh kita memang benar, tetapi membicarakanya kejelekan orang lain adalah merugikan diri sendiri. Maka janganlah kita membicarakan kejelekan orang lain walaupun itu benar.

0 komentar:

Posting Komentar

 

When You Close Your Eyes Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon | Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template