Kamis, 22 Desember 2011

GADIS KECIL DAN ANISA


Saat itu aku baru pulang sekolah, aku melihat gadis kecil di dekat halte. Dia memakai kaus biru dan celana jeans pendek. Rambutnya terurai dan acak-acakan. Kulitnya putih namun agak kusam. Gadis itu membawa tas gendong yang warnanya senada dengan kaus, tangannya memeluk sebuah boneka beruang berwarna cokelat muda. Aku perkirakan, umurnya masih 6 atau 7 tahun.
Terlintas dipikiranku bahwa dia gelandangan, tapi mana mungkin? Mana mungkin gelandangan memakai kaus sebagus itu? Memakai jeans, atau membawa tas dan boneka beruang yang lucu? Ah.. biarkan saja aku tak perduli. Mungkin saja dia anak hilang atau dia sedang menunggu ibunya yang sedang berada disekolahku. Aku benar-benar tidak perduli!
“hey Ran, siapa tuh?” aku hanya mengangkat bahu lalu pergi dari situ. Aku naik kendaraan umum bersama teman-temanku yang lain. Lalu gadis itu tak terlihat lagi.
***
Besoknya.. aku melihat gadis itu lagi. Kali ini sangat jelas, aku berdiri disampingnya bersama teman-temanku yang lain. Wajahnya sangat sendu dan pucat.
“de, kamu kenapa?” Anisa, teman spesialku bertanya pada gadis itu. Namun, gadis itu hanya diam.
“de..kamu gapapa?” Anisa bertanya lagi. Namun gadis itu tetap terlihat menyedihkan. Tapi tak lama, dia mendongkak dan menangis. Dia memukul Anisa dengan bonekanya. Gadis itu berlari dan terus berlari. Anisa berteriak memanggil, namun gadis itu tetap tidak perduli. Aku merutuki anak kecil yang kurang ajar itu. Dia sangat tidak sopan dan hampir membuat Anisa terlonjak kebelakang.
Namun, setelah agak jauh dan Anisa mulai tak acuh. Pekikan suara anak kecil sontak membuat kami telonjak. Anisa berlari keujung jalan. Aku berusaha menghentikannya, namun larinya sangat cepat, aku hanya bisa menuruti dengan mengikutinya dari belakang.
Anisa berhenti sekejap didepan kerumunan orang-orang ditengah jalan. Dia menoleh kearahku dengan wajah tegang. Aku hanya bisa menatapnya dengan Sayu. Dia menerobos kerumunan dan menghilang. Kuputuskan, aku harus memastikan Anisa baik-baik saja. Akupun menerobos kerumunan itu. Anisa tersedu melihat kepala gadis kecil tadi yang berlumuran darah. Dibelakang kepalanya terdapat luka yang sangat fatal. Anisa menatapku lalu menarikku keluar dari kerumunan orang-orang yang membuat kami sesak. Polisi sudah tiba bersama mobil jenazah. Aku dan Anisa hanya dapat menatapnya tanpa dapat melakukan apa-apa. gadis kecil yang tadi masih direngkuh kehidupan, kini telah jatuh ketangan kematian.
Kami berdua berjalan menuju halte lagi, Anisa nampak terpukul entah mengapa. Mungkin dia teringat akan adik kecilnya dirumah. Atau apa? aku tidak berani tanyakan. Anisa terus saja memandangi tempat kejadian itu, saking seriusnya dia sampai mengangkat alisnya dan menatap lekat jalanan yang tadi dikerumuni orang. Dia menoleh kearahku dengan panik.
“Randy, gadis itu! Gadis itu masih hidup. Barusan dia senyum dan dadah-dadah sama aku!” aku mengerutkan dahiku,aku benar-benar bingung. Aku melihat ke arah kejadian namun tidak ada apa-apa. Anisa sangat sumringah. Langsung saja dia memberhentikan mobil. Dan berlari menuju pintu. Bodohnya aku hanya diam saja. Anisa berlari dan saat dia hendak turun, mobil melaju dan tubuh Anisa terlempar keluar. Aku shock, aku diam. Rasanya tak percaya. Rasanya ingin mati saja. Anisa.. Anisa.. Anisa.. darahku terasa beku, aku ingin berlari menuju Anisa namun tak bisa. Kulihat, dia sudah terkapar tak berdaya.
Bus yang membuat Anisa terlempar malah tancap gas dengan cepat. Dan bodohnya aku berada disana.. aku berada di bus meninggalkan Anisa yang terkulai tak berdaya. Aku sungguh tak dapat berbuat apa-apa. aku menarik nafas dalam lalu kurasa ada yang aneh. Seseorang berada disampingku. sosok gadis kecil itu muncul tiba-tiba dan tersenyum penuh kepuasan.

3 komentar:

indri try on 22 Desember 2011 pukul 13.58 mengatakan...

merinding swearr -..-

Yona-Fitriyani on 23 Desember 2011 pukul 15.58 mengatakan...

waw :)

fajar yulianti on 5 Januari 2012 pukul 10.32 mengatakan...

haha.. thanks uda baca ceman-ceman :D

Posting Komentar

 

When You Close Your Eyes Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon | Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template